Dataran Tinggi Dieng

Dataran Tinggi Dieng
PUNCAK SIKUNIR, DATARAN TINGGI DIENG

Jumat, 27 September 2024

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 7





JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 7

MODUL 2.3  COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

YUSEA GITARIA

CGP ANGKATAN 11

SMA NEGERI 14 TANGERANG

 

 

Assalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh…


Selamat dating dan selamat bertemu Kembali Bapak dan Ibu Sahabat Guru Penggerak di Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Pendidikan Guru Penggerak Angakatan 11. Pada kesempatan kali ini saya akan merefleksi kegiatan saya selama pembelajaran di modul 2.3 tentang Coaching Untuk Supervisi Akademik.

 

Pada Jurnal Refleksi Modul 2.3 ini saya menggunakan model 4F yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, yaitu:

1.      Fact (Peristiwa)

2.      Feeling (Perasaan)

3.      Finding (Pembelajaran)

4.      Future (Rencana Tindak Lanjut)

Bagaimana penjabaran jurnal refleksi mingguan yang saya buat pada modul 2.3  tentang Coaching Untuk Supervisi Akademik, ayo kita perhatikan penjelasan berikut ini

 

1.             Fact (Peristiwa)

 

Sahabat Guru Penggerak Pembelajaran Modul 2.3  tentang Coaching Untuk Supervisi Akademik sangatlah padat dengan berbagai contoh Praktik Coaching beserta dengan materi Konsep Coaching, Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching, Kompetensi Inti Coaching, Alur Percakapan TIRTA, Supervisi Akademik dengan Paradigma Coaching .

 

Pada modul 2.3  ini saya selalu semangat dan berusaha mengerjakan semua tugas yang sudah diberikan di link lms (Learning Management System) Platform Merdeka Mengajar. Dengan mengerjakan semua tugas, seperti latihan coaching berperan sebagai coach dan sebagai coachee dan pada rukol 2 merekam praktik coaching sebagai coach, saya menjadi lebih banyak tahu bagaimana perasaan dan teknik atau keterampilan sebagai seorang coach dengan menghadirkan diri sepenuhnya untuk mendengarkan agar dapat mengajukan pertanyaan yang berbobot.

 

Ada pengetahuan baru yang saya bisa ambil sebagai pembelajaran, misalnya ketika mau memulai percakapan saya merasakan perasaan gugup dan agak ragu dalam melakukan praktik coaching ini, tetapi setelah dijalani percakapan dapat mengalir begitu saja seperti air. Ternyata dalam percakapan sebagai coach maupun sebagai coachee membuat hati lebih lega, terutama saat menjadi coachee yang lebih banyak berbicara mengenai permasalahan yang dihadapi dan berusaha untuk mencari solusinya.

 

Tugas mandiri yang diberikan dalam setiap modul sangat memberikan efek yang positif dalam diri saya sebagai Guru pada umumnya dan sebagai Calon Guru Penggerak pada khususnya. Ada pengalaman belajar yang saya dapatkan dalam Ruang Kolaborasi yang dipandu oleh Fasilitator yaitu, bu Yunita Mulyandari yaitu dengan membagi kelompok untuk latihan coaching dan melakukan praktik coaching bersama dengan CGP lain yang kemudian berganti peran. Dan kemudian pada Rukol Sesi 2, diberikan kesempatan merekam praktik Coaching dengan pasangan kelompoknya yang hasilnya diunggah ke dalam youtube.

 

Saya sangat senang dengan pembelajaran di modul 2.3  tentang Coaching Untuk Supervisi Akademik ini, karena saya banyak mendapat pengalaman belajar yang luar biasa, baik dari materi yang ada maupun dari pengalaman belajar saat latihan dan praktik di Ruang Kolaborasi.  

 

Tantangan yang saya hadapi pada modul ini adalah menata perasaan yang masih sering gugup saat diawal percakapan coaching.

 

2.       Feeling (Perasaan)

 

Perasaan saya saat pembelajaran di modul 2.3  ini sangat  senang dalam mengerjakan tugas-tugas mandiri pada modul 2.3  tentang Coaching Untuk Supervisi Akademik ini.

 

Saya sangat berharap Coaching Untuk Supervisi Akademik ini dapat saya terapkan kepada murid dan rekan sejawat saya agar dapat berbagi praktik baik dalam teknik keterampilan coaching. Sehingga bila ada permasalahan dalam pembelajaran atau permasalahan yang lain dapat menemukan solusinya dengan membangun ide-ide dari teman bicara atau coachee.  

 

Di dalam pengerjaan tugas mandiri dan tugas kelompok yag berpasangan dalam latihan percakapan dan praktik coaching saya sangat senang karena banyak ilmu, ide dan wawasan baru yang saya dapatkan, baik sebagai individu maupun jika nantinya berperan sebagai sebagai pemimpin pembelajar atau pengelolah.

 

Komunikasi positif antara teman tetap terjalin dengan baik dan sangat membantu saya dalam berkolaborasi menyelesaikan tugas kelompok untuk praktik coaching di ruang kolaborasi baik sesi 1 maupun di sesi 2. Dalam mengerjakan tugas praktik coaching saya dan pasangan kelompok terkendala dalam hal media perekaman, akhirnya kami menggunakan aplikasi zoom meeting.

 

3.        Finding (Pembelajaran)

 

Pada pembelajaran di modul 2.3 ini saya menemukan hal baru diantaranya adalah adanya perbedan yang mendasar antara Coaching, Mentoring, Konseling, Training dan Fasilitasi. Dimana masing-masing perannya berbeda konsep. Pada coaching lebih mengutamakan skill yang dimiliki oleh coach dalam percakapan seperti mengajukan pertanyaan berbobot agar coachee atau teman mengobrolnya nyaman bercerita tentang permasalahan dirinya. Pertanyaan berbobot dapat dilayangkan apabila coach menghadirkan diri sepenuhnya dengan mendengarkan penuh yang disampaikan oleh coachee-nya.

 

Percakapan di dalam coaching pun ada alurnya untuk memudahkan coach dalam membuat pertanyaan-pertanyaan berbobot, yaitu alur TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi dan Tanggung Jawab) tentunya harus dengan menghadirkan RASA (Receive, Acknowledge, Summarize, Ask). Alur ini akan memudahkan coachee dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

 

Dengan metode Coaching Untuk Supervisi Akademik ini saya akan selalu berusaha melakukan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik. 

 

4.       Future

 

Setelah belajar di modul 2.3  tentang Coaching Untuk Supervisi Akademik ini, insya Allah saya akan lebih fokus dalam mengembangkan praktik Coaching Untuk Supervisi Akademik ini dengan mengasah kemampuan dan keterampilan saya dalam percakapan coaching yang akan bersinergi dengan murid pada setiap pembelajaran. Saya akan berusaha menerapkan kompetensi atau keterampilan percakapan coaching dalam pembelajaran yang nanti akan saya lakukan. Juga akan melakukan kolaborasi coaching bersama rekan sejawat dengan mengajak rekan sejawat praktik dalam percakapan coaching.

 

Kepada murid di kelas saya akan mempraktikkan percakapan coaching dengan murid dalam kegiatan pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan sehingga dapat tercipta pembelajaran yang lebih bermakna dengan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.

 

Demikianlah refleksi saya kali terima kasih atas perhatiannya. Mohon maaf bila ada kata yang kurang sesuai.

 

Wassalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh…



Channel Education

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTING BEFORE