JURNAL REFLEKSI
DWI MINGGUAN 7
MODUL 2.3 COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK
YUSEA GITARIA
CGP ANGKATAN 11
SMA NEGERI 14
TANGERANG
Assalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh…
Selamat
dating dan selamat bertemu Kembali Bapak dan Ibu Sahabat Guru Penggerak di
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Pendidikan Guru Penggerak Angakatan 11. Pada
kesempatan kali ini saya akan merefleksi kegiatan saya selama pembelajaran di modul
2.3 tentang Coaching Untuk Supervisi Akademik.
Pada Jurnal Refleksi
Modul 2.3 ini saya menggunakan model 4F yang dikembangkan oleh Dr. Roger
Greenaway, yaitu:
1.
Fact (Peristiwa)
2.
Feeling (Perasaan)
3.
Finding (Pembelajaran)
4.
Future (Rencana Tindak Lanjut)
Bagaimana
penjabaran jurnal refleksi mingguan yang saya buat pada modul 2.3 tentang Coaching Untuk Supervisi Akademik, ayo
kita perhatikan penjelasan berikut ini
1.
Fact (Peristiwa)
Sahabat Guru Penggerak Pembelajaran Modul 2.3
tentang Coaching Untuk Supervisi
Akademik sangatlah padat dengan berbagai contoh Praktik Coaching beserta
dengan materi Konsep Coaching, Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching,
Kompetensi Inti Coaching, Alur Percakapan TIRTA, Supervisi Akademik
dengan Paradigma Coaching .
Pada modul 2.3 ini saya selalu semangat dan berusaha
mengerjakan semua tugas yang sudah diberikan di link lms (Learning
Management System) Platform Merdeka Mengajar. Dengan mengerjakan semua
tugas, seperti latihan coaching berperan sebagai coach dan sebagai
coachee dan pada rukol 2 merekam praktik coaching sebagai coach,
saya menjadi lebih banyak tahu bagaimana perasaan dan teknik atau keterampilan
sebagai seorang coach dengan menghadirkan diri sepenuhnya untuk
mendengarkan agar dapat mengajukan pertanyaan yang berbobot.
Ada pengetahuan baru yang saya bisa ambil
sebagai pembelajaran, misalnya ketika mau memulai percakapan saya merasakan
perasaan gugup dan agak ragu dalam melakukan praktik coaching ini, tetapi
setelah dijalani percakapan dapat mengalir begitu saja seperti air. Ternyata
dalam percakapan sebagai coach maupun sebagai coachee membuat
hati lebih lega, terutama saat menjadi coachee yang lebih banyak
berbicara mengenai permasalahan yang dihadapi dan berusaha untuk mencari
solusinya.
Tugas mandiri yang diberikan dalam setiap
modul sangat memberikan efek yang positif dalam diri saya sebagai Guru pada
umumnya dan sebagai Calon Guru Penggerak pada khususnya. Ada pengalaman belajar
yang saya dapatkan dalam Ruang Kolaborasi yang dipandu oleh Fasilitator yaitu,
bu Yunita Mulyandari yaitu dengan membagi kelompok untuk latihan coaching
dan melakukan praktik coaching bersama dengan CGP lain yang kemudian
berganti peran. Dan kemudian pada Rukol Sesi 2, diberikan kesempatan merekam praktik
Coaching dengan pasangan kelompoknya yang hasilnya diunggah ke dalam youtube.
Saya sangat senang dengan pembelajaran di modul
2.3 tentang Coaching Untuk
Supervisi Akademik ini, karena saya banyak mendapat pengalaman belajar yang
luar biasa, baik dari materi yang ada maupun dari pengalaman belajar saat latihan
dan praktik di Ruang Kolaborasi.
Tantangan yang saya hadapi pada modul ini
adalah menata perasaan yang masih sering gugup saat diawal percakapan coaching.
2. Feeling
(Perasaan)
Perasaan saya saat
pembelajaran di modul 2.3 ini sangat senang dalam mengerjakan tugas-tugas mandiri
pada modul 2.3 tentang Coaching Untuk
Supervisi Akademik ini.
Saya sangat berharap Coaching
Untuk Supervisi Akademik ini dapat saya terapkan kepada murid dan rekan sejawat
saya agar dapat berbagi praktik baik dalam teknik keterampilan coaching.
Sehingga bila ada permasalahan dalam pembelajaran atau permasalahan yang lain
dapat menemukan solusinya dengan membangun ide-ide dari teman bicara atau coachee.
Di dalam pengerjaan tugas mandiri dan tugas kelompok
yag berpasangan dalam latihan percakapan dan praktik coaching saya
sangat senang karena banyak ilmu, ide dan wawasan baru yang saya dapatkan, baik
sebagai individu maupun jika nantinya berperan sebagai sebagai pemimpin pembelajar
atau pengelolah.
Komunikasi positif antara teman tetap terjalin
dengan baik dan sangat membantu saya dalam berkolaborasi menyelesaikan tugas
kelompok untuk praktik coaching di ruang kolaborasi baik sesi 1 maupun
di sesi 2. Dalam mengerjakan tugas praktik coaching saya dan pasangan
kelompok terkendala dalam hal media perekaman, akhirnya kami menggunakan
aplikasi zoom meeting.
3.
Finding (Pembelajaran)
Pada pembelajaran di modul 2.3 ini saya
menemukan hal baru diantaranya adalah adanya perbedan yang mendasar antara Coaching,
Mentoring, Konseling, Training dan Fasilitasi. Dimana masing-masing
perannya berbeda konsep. Pada coaching lebih mengutamakan skill yang
dimiliki oleh coach dalam percakapan seperti mengajukan pertanyaan
berbobot agar coachee atau teman mengobrolnya nyaman bercerita tentang
permasalahan dirinya. Pertanyaan berbobot dapat dilayangkan apabila coach
menghadirkan diri sepenuhnya dengan mendengarkan penuh yang disampaikan oleh
coachee-nya.
Percakapan di dalam coaching pun ada
alurnya untuk memudahkan coach dalam membuat pertanyaan-pertanyaan berbobot, yaitu
alur TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi dan Tanggung Jawab) tentunya
harus dengan menghadirkan RASA (Receive, Acknowledge, Summarize, Ask).
Alur ini akan memudahkan coachee dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Dengan metode Coaching Untuk Supervisi
Akademik ini saya akan selalu berusaha melakukan pembelajaran yang berpihak
pada peserta didik.
4. Future
Setelah belajar di modul 2.3 tentang Coaching Untuk Supervisi
Akademik ini, insya Allah saya akan lebih fokus dalam mengembangkan praktik Coaching
Untuk Supervisi Akademik ini dengan mengasah kemampuan dan keterampilan saya
dalam percakapan coaching yang akan bersinergi dengan murid pada setiap pembelajaran.
Saya akan berusaha menerapkan kompetensi atau keterampilan percakapan coaching
dalam pembelajaran yang nanti akan saya lakukan. Juga akan melakukan kolaborasi
coaching bersama rekan sejawat dengan mengajak rekan sejawat praktik
dalam percakapan coaching.
Kepada murid di kelas saya akan mempraktikkan
percakapan coaching dengan murid dalam kegiatan pembelajaran agar
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan sehingga dapat tercipta pembelajaran yang
lebih bermakna dengan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.
Demikianlah refleksi saya kali terima kasih atas
perhatiannya. Mohon maaf bila ada kata yang kurang sesuai.
Wassalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar