Perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan awal (zat-zat
pereaksi) dan keadaan akhir (zat-zat hasil reaksi) dari suatu reaksi dan tidak
tergantung bagaimana jalannya reaksi, ini adalah bunyi hukum Hess.
Hukum Hess ditemukan oleh seorang ilmuwan
berkebangsaan Rusia yaitu Germain Henry
Hess (1802 – 1850)
Gambar 1. Germain Henry Hess (1802-1850)
Perhatikan pada contoh berikut ini :
Reaksi pembakaran karbon (C) menjadi gas CO2
dapat berlangsung dalam dua tahap yaitu,
Tahap 1 : C(s)
+ ½O2(g)
→ CO(g) ∆H1 = a kJ
Tahap 2 : CO(g)
+ ½O2(g)
→ CO2(g) ∆H2
= b kJ
Dengan demikian perubahan entalpi
secara keseluruhan jika reaksi berlangsung dalam 1 tahap tanpa melewati gas Co
adalah :
C(s)
+ O2(g)
→ CO2(g) ∆Hr
= (a + b) kJ
Dari kedua kemungkinan tersebut,
penentuan perubahan entalpi pembentukan gas Codapat dilakukan dengan cara :
1.
Menentukan secara kalorimetri perubahan entalpi dari
reaksi langsung
C(s)
+ O2(g)
→ CO2(g) ∆Hr
= - 394 kJ
2.
Menentukan secara kalorimetri perubahan entalpi dari
reaksi tahap 2
CO(g)
+ ½O2(g)
→ CO2(g) ∆H2
= - 283 kJ
Dari kedua reaksi tersebut didapat
perubahan entalpi pembentukan gas CO yaitu,
∆Hr
= ∆H1 + ∆H2
- 394 kJ = ∆H1 + - 283 kJ
∆H1 = - 394 kJ + 283
kJ
= - 111 kJ
Sehingga persamaan reaksi menjadi:
C(s) + ½O2(g)
→ CO(g) ∆H1 = - 111 kJ
Secara analitis dapat ditulis dengan cara :
Rute reaksi tersebut dapat digambarkan oleh Hess dengan siklus energi yang dikenal dengan Siklus Hess.
Jika digambarkan tahap-tahap
perubahan energinya akan didapat dalam bentuk diagram entalpi, sebagai
berikut :
Contoh soal
1.
Diketahui
2 Al(s)
+ 3/2 O2(g)
→ Al2O3(s) ∆H
= - 1.601 kJ .......(1)
2 Fe(s)
+ 3/2 O2(g)
→ Fe2O3(s)
∆H
= - 821 kJ .......(2)
Hitunglah
perubahan entalpi yang terjadi pada reaksi :
2 Al(s)
+ Fe2O3(s)
→ Al2O3(s)
+ 2 Fe(s) .......(3)
Pembahasannya :
Untuk
menentukan ∆H pada persamaan reaksi (3) dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan
∆H persamaan (1) dan (2), dengan catatan :
a.
Pada persamaan reaksi (1), logam Al dan Al2O3
sudah berada pada posisi yang sama seperti pada reaksi (3). Yaitu Al berada di
ruas kiri dan Al2O3 di ruas kanan dengan jumlah
(koefisien) yang sesuai. Oleh sebab itu reaksi (1) ditulis apa adanya.
b.
Pada persamaan reaksi (2), logam Fe dan Fe2O3
letaknya tidak sesuai dengan reaksi (3) yang akan dicari, tetapi jumlahnya
(koefisien) sesuai. Oleh karena itu reaksi (2) dibalik posisinyasehingga sesuai
dengan reaksi (3), yaitu Fe berada di ruas kanan dan Fe2O3
di ruas kiri, sehingga nilai ∆H akan berubah menjadi positif.
maka,
2. Diketahui
∆Hfo H2O = - 242
kJ/mol
∆Hfo CO2 = - 394
kJ/mol
∆Hfo CH4 = -
84 kJ/mol
Hitunglah perubahan entalpi pembakaran CH4.
Pembahasannya :
Untuk menentukan entalpi (∆H) reaksi pembakaran CH4
maka harus ditulis terlebih dahulu reaksinya,
CH4(g) + 2O2(g)
→ CO2(g) + 2H2O(g) ∆Hc = ...?
Nilai entalpi dapat dirumuskan dalam perhitungan :
∆Hr = ∑ ∆Hf sesudah reaksi - ∑ ∆Hf sebelum reaksi
=
( ∆Hf CO2
+ 2 x ∆Hf H2O
) - ( ∆Hf
CH4 + 2 x ∆Hf O2 )
= ( - 394 +
2 (- 242) ) - ( - 84 + 2 (0) )
= - 394 - 484 + 84
= - 794 kJ
Catatan : Nilai ∆Hf O2 adalah nol, karena O2 merupakan
unsur bukan senyawa.
3.
Diketahui siklus Hess sebagai berikut :
Dari siklus tersebut, tentukanlah perubahan entalpi reaksi :
CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(s)
Pembahasannya :
Perhatikan
anak panah pada siklus tersebut :
∆H2 = ∆H1 + ∆H3
- 986 kJ = - 920 kJ + ∆H3
∆H3 = - 986 kJ + 920
kJ
∆H3 = - 66 kJ
Video Pembahasan Soal menggunakan Hukum Hess
Tidak ada komentar:
Posting Komentar