Dataran Tinggi Dieng

Dataran Tinggi Dieng
PUNCAK SIKUNIR, DATARAN TINGGI DIENG

Sabtu, 10 Agustus 2024

JURNAL REFLEKSI MODUL 1.4





JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4  

BUDAYA POSITIF

Ditulis oleh 

YUSEA GITARIA - CGP ANGKATAN 11

SMA NEGERI 14 TANGERANG

 

 


Assalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh…


Selamat dating dan selamat bertemu Kembali Bapak dan Ibu Sahabat Guru Penggerak di Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Pendidikan Guru Penggerak Angakatan 11. Pada kesempatan kali ini saya akan merefleksi kegiatan sayaselama pembelajaran di modul 1.4 tentang Budaya Positif.

 

Pada Jurnal Refleksi kModul 1.4 ini saya masih menggunakan model 4F yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, yaitu:

1.      Fact (Peristiwa)

2.      Feeling (Perasaan)

3.      Finding (Pembelajaran)

4.      Future (Rencana Tindak Lanjut)

Bagaiana jabaran jurnal refleksi yang saya buat pada modul 1.4 tentang Budaya Positif, ayo kita perhatikan penjelasan berikut ini

 

1.             Fact (Peristiwa)

 

Sahabat Guru Penggerak Pembelajaran Modul 1.4 tentang Budaya Positif sangatlah padat dengan berbagai materi yang sangat menginspirasi diantaranya Disiplin positif dan Nilai-nilai Kebajikan,  Teori Motivasi, Hukuman, Penghargaan dan Restitusi, Materi tentang Keyakinan Kelas, Ada Juga materi 5 Kebutuhan dasar manusia, ada Restitusi Posisi Kontrol, dan Segitiga Restitusi.

 

Pada modul 1.4 ini saya selalu semangat dan berusaha mengerjakan semua tugas yang sudah diberikan oleh Fasilitator dan Pengajar Praktik di link lms (Learning Management System) Platform Merdeka Mengajar. Dengan mengerjakan semua tugas, saya menjadi lebih banyak tahu tentang budaya positif yang yang harus dikembangkan oleh guru.

 

Tugas mandiri yang diberikan dalam setiap modul sangat memberikan efek yang positif dalam diri saya sebagai Guru pada umumnya dan sebagai Calon Guru Penggerak pada khususnya. Ada pengalaman belajar yang saya dapatkan dalam Ruang Kolaborasi yang dipandu oleh Fasilitator yaitu, bu Yunita Mulyandari dan juga ada bu Bunga sebagai Pengajar Praktik yang sudah melakukan Pendampingan Individu yang kedua sebelum dilaksanakannya Lokakarya 2.

 

Dalam Ruang Kolaborasi, saya dan teman-teman di BOR 3 melakukan diskusi kecil di ruang BOR 3 dengan durasi yang lumayan lama dan kami melakukannya dengan sangat bersahabat, sehingga didapatlah keputusan bersama tentang hasil diskusi yang akan dipresentasikan kesesokan harinya di Ruang Kolaborasi Utama.

 

Pada diskusi ini ada 4 kasus yang harus dipecahkan dan dibahas oleh setiap anggota kelompok. Disinilah kita mempelajari tentang teori Motivasi, Hukuman, Konsekuensi dan Restitusi. Bagaimana posisi kontrol seorang guru yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru. Serta bagaimana cara guru memperlakukan siswa yang melakukan kesalahan dengan tetap berpihak kepada murid, dan tidak menghakimi atau menghukum karena perbuatan itu akan membuat perkembangan murid menjadi kurang baik.

 

Pada diskusi di Ruang Kolaborasi Presentasi sebenarnya saya sangat antusias menyimak dan ingin berperan aktif, namun karena saya sedang sakit gigi pada saat itu sehingga saya hanya berperan biasa saja. Saya sangat mengapresiasi teman-teman- saya dalam satu kelas yang sangat bersemangat dalam berpendapat dan menanggapi tentang permasalahan yang ada dalam 4 kasus tersebut.

 

Setiap murid yang sedang belajar, bila melakukan kesalahan itu adalah hal yang wajar, ini adalah kalimat yang selalu menjadi jargon saya dalam setiap mengambil keputusan. Tetapi untuk tumbuh kembangnya murid agar menjadi pribadi yang sesuai harapan, kita harus melakuakan penangan yang tepat terhadap hal tersebut. Begitu juga guru, sebagai tenaga pendidik bila melakukan kekeliruan itu tidak salah karena ketidaktahuannya. Oleh sebab itu saya pun memotivasi diri saya agar selalu belajar dan belajar, agar menjadi lebih banyak tahunya. Walaupun semua keilmuan tidak akan bisa kita rengkuh semua namun, kita harus selalu mengupayakan melakukan hal yang tepat untuk murid-murid.

 

Saya sangat senang dengan pembelajaran di modul 1.4 tentang budaya positif ini, karena saya banyak mendapat pengalaman belajar baik dari materi yang ada maupun dari pengalaman belajar saat berdiskusi di Ruang Kolaborasi.  

 

Tantangan yang saya hadapi pada modul ini adalah tetap terkendala di masalah manajemen waktu. Semoga pada modul selanjutnya ini sudah tidak terkendala lagi. Aamiin.

 

2.       Feeling (Perasaan)

 

Perasaan saya saat pembelajaran di modul 1.4 ini sangat  senang walau agak kelelahan terutama saat mengerjakan tugas mandiri yang sangat padat dan membutuhkan pemikiran serta waktu yang lebih. Saya biasa mengeraajakan tugas pada dini hari, karena setelah istirahat dari kepenatan, pikiran menjadi lebih ringan dan segar dalam mengerjakan tugas-tugas mandiri pada modul 1.4 tentang Budaya Positif ini.

 

Saya sangat berharap Budaya Positif ini terbangun di setiap sekolah sehingga bisa menghasilkan murid-murid yang memiliki talenta dan bernilai baik di mata manusia maupun hubungan dengan Tuhannya. Ini sejatinya adalah impian setiap guru, begitupun saya. Saya sangat memimpikan murid-murid saya menjadi seorang yang membanggakan, bermanfaat dan Qurrota A’Yun (anak-anak yang menyejukkan mata, menyenangkan hati) bagi orang tuanya, gurunya, serta agama dan bangsanya.

 

Di dalam pengerjaan tugas mandiri dan kelompok saya sangat senang karena banyak ilmu yang saya dapatkan, baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin atau pengelolah.

Komunikasi positif antara teman tetap terjalin dengan baik dan sangat membantu saya dalam berkolaborasi menyelesaikan tugas kelompok untuk presentasi di ruang kolaborasi. Agar tetap memiliki energi positif dalam mengerjakan tugas teman-teman dalam kelompok selalu berdiskusi di ruang obrolan chat grup, terkait dengan penyelesaian tugas kelompok.

 

3.        Finding (Pembelajaran)

 

Metode pembelajaran yang harus saya kembangkan adalah mengasah paradigma saya sebagai seorang teman, pemantau dan manajer dalam membangun budaya positif di sekolah saya pada umumnya dan di kelas yang saya ampu pada khususnya. Saya akan berusaha menghindari perlakuan atau posisi sebagai penghukum dan pembuat merasa bersalah, karena ini akan meruntuhkan bangunan budaya positif yang akan dikembangkan.

 

Dalam materi memenuhi kebutuhan dasar manusia saya pun berusaha mengenali karakter anak dengan pendekatan persuasif. Memang kendala yang akan saya hadapi akan ada, sehubungan dengan jumlah peserta didik. Namun insya Allah ini bisa dilaksanakan secara beratahap sesuai dengan keyakinan dan keinginan yang kuat. Adapun 5 dasar kebutuhan manusia yang harus dipenuhi diantaranya adalah, kebutuhan untuk bertahan hidup, kebutuhan untuk diterima (butuh kasih sayang dan rasa diterima), kebutuhan pengakuan atas kemampuan (penguasaan), kebutuhan akan pilihan (kebebasan), kebutuhan untuk merasa senang (kesenangan).

 

Guru, terutama saya belajar mengenali kebutuhan dasar ini, karena perlakuan murid yang berbeda bisa jadi karena tidak terpenuhinya kebutuhan dasar tersebut. bisa salah satunya atau bisa juga lebih dari satu kebutuhan.

 

Begitu juga dengan pilihan memberikan hukuman, atau restitusi. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dipelajari maka guru sebagai pendidik menjadi tahu bagaimana menyikapi dari kesalahan yang dilakukan oleh murid. Dengan melakukan segitiga restitusi, yaitu menstabilkan identitas,  memvalidasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan.

 

Saya juga semakin terdorong untuk mengembangkan metode penanganan di kelas maupun di  luar kelas dalam membersamai murid dalam proses pembelajaran bermakna yang berpusat pada murid dengan mengedepankan karakter profil pelajar pancasila. 

 

4.       Future

 

Setelah belajar di modul 1.4  tentang budaya positif, insya Allah saya akan lebih fokus dalam membangun budaya positif baik di dalam kelas maupun di lingkungan  sekolah pada umumnya, secara kolaborasi dan berdiskusi dengan kepala saaatuan pendidikan dan teman sejawat, tetap berinovasi dan selalu melakukan refleksi untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid.

 

Kepada murid di kelas saya akan membuat keyakinan kelas agar suasana belajar menyenangkan dapat tercipta sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Serta akan menerapkan segitiga restitusi dalam melakukan penanganan kepada murid yang melakukan kesalahan.


Demikianlah refleksi saya kali ini, terima kasih atas perhatiannya. Mohon maaf bila ada kata yang kurang sesuai, karena segala sesuatu yang salah datangnya dari saya sebagai mahluk yang lemah, dan apabila ada yang baik semua datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta,ala...

 

Wassalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh…



Channel Education

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTING BEFORE