Dataran Tinggi Dieng

Dataran Tinggi Dieng
PUNCAK SIKUNIR, DATARAN TINGGI DIENG

Minggu, 11 Agustus 2024

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.4



SKENARIO SEGITIGA RESTITUSI
BERMAIN PERAN DENGAN MURID

Ditulis oleh:
YUSEA GITARIA

PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 11


Video 1.1   Bermain peran Segitiga Restitusi dengan Murid

 

KASUS 1 ..........................................................................................................................................

 

A.   SKENARIO (GURU)

 

Bu Mawar adalah Guru di SMA Merdeka Bangsa, beliau mengampu mata pelajaran Biologi di kelas XI dan setiap hari Senin mendapatkan tugas tambahan dari kepala sekolah sebagai guru piket. Pada saat bu Mawar sedang bertugas, beliau mendapati Nanda, kelas XI C.1, datang terlambat setelah pintu gerbang sekolah ditutup dan terkunci. Dengan setengah berlari Nanda menghampiri bu Mawar yang sedang bersiap-siap meninggalkan pintu gerbang untuk mengamati dan memantau jalannya upacara dari arah belakang. 

Dengan terengah-engah Nanda memanggil bu Mawar dan meminta tolong kepada bu Mawar untuk mengizinkan dirinya masuk dan mengikuti jalannya upacara bendera hari Senin. Bu Mawar mendapatkan informasi dari penjaga keamanan sekolah bahwa beberapa hari lalu Nanda sering datang terlambat dan namanya tercatat di buku siswa terlambat sebanyak dua kali. Bu Mawar mengizinkan Nanda masuk, dan berbaris terpisah di belakang para peserata upacara. Bu Mawar khawatir menggangu hikmat jalannya upacara apabila disatukan berbaris dengan temannya yang lain. Bu Mawar pun melaporkan hal ini kepada wali kelas Nanda, yaitu bu Gita.

 

Nilai Kebajikan :   1.   Disiplin

                                2.   Tanggung Jawab

  

SKENARIO (GURU) / PERCAKAPAN

Di Taman Baca Sekolah, Bu Gita dan Nanda berbicara dengan santai

Langkah 1   (Menstabilkan Identitas)

Nanda      : “Assalaamualaikum bu Gita.”


Guru         : “Wa’alaikumussalaam Nanda, silakan duduk.” (bu Gita mempersilakan Nanda duduk di sampingnya, sambil membetulkan posisi duduknya)

Nanda      : “Maaf Bu, Ibu memanggil saya?”

Guru         : “Iya betul, bagaimana, perasaannya hari ini?”

                  

Nanda      : “Alhamdulillah senang Bu.”


Guru         : “Ibu dengar dari bu Mawar beberapa hari lalu Nanda terlambat ya, termasuk hari ini?”


Nanda      : “Iya Bu, saya datang terlambat sudah tiga kali dengan hari ini.” (Nanda menunduk tidak berani menatap bu Gita)


Guru         : “Nanda, semua orang pernah melakukan kesalahan termasuk ibu juga, karena kita manusia bukan mahluk yang sempurna dan tak luput dari salah.” (bu Gita merubah posisi duduknya agak menghadap kearah Nanda yang masih menunduk)

                    “Ibu tidak akan mencari siapa yang salah dalam hal ini, tetapi ibu mengajak Nanda untuk bersama-sama kita mencari solusinya supaya Nanda tidak terlambat lagi.” (bu Gita berusaha membangun percaya diri Nanda dan menstabilkan identitasnya)


Nanda      : “Baik Bu.” (Nanda mengangguk sambil memandang bu Gita)

 


Langkah 2   (Memvalidasi Tindakan)

 


Guru         : “Boleh ibu tahu mengapa Nanda datang terlambat?”


Nanda      : “Saya bangunnya kesiangan Bu.” (Nanda menatap bu Gita sesaat, kemudian menunduk kembali)


Guru         : “Mengapa bangunnya kesiangan, sementara hari-hari sebelumnya Nanda bisa bangun lebih awal.”


Nanda      : ”Kedua orang tua saya sedang dinas ke luar kota Bu, jadi di rumah hanya ada saya dan si Bibi.”

                    “Bibi tidak berani membangunkan saya, dan saya tidurnya agak larut malam Bu karena saya mengerjakan tugas sekolah dan menulis cerpen.”

 


Langkah 3   (Menanyakan Keyakinan Kelas)

 


Guru         : “Nanda masih ingat keyakinan kelas kita?” (bu Gita memegang pundak Nanda dengan lembut)


Nanda      : “Masih Bu.” (Nanda mengangguk kemudian menunduk kembali)


Guru         : “Kira-kira yang kamu lakukan ini sudah sesuai belum dengan keyakinan kelas kita?”


Nanda      : “Belum Bu.” (Nanda menatap bu Gita dengan lembut)


Guru         : “Keyakinan yang mana?”


Nanda      : “Kedisiplinan Bu.”


Guru         : “Iya betul, ternyata Nanda tahu.”

                    “Lalu, apakah Nanda punya solusi agar tidak datang terlambat lagi?”


Nanda      : “Iya Bu.” (Nanda tertegun sejenak)

                    “Pertama, saya akan meminta maaf kepada bu Mawar karena saya datang terlambat, kemudian yang kedua saya akan tidur lebih awal dan mengatur waktu menulis cerpen serta mengerjakan tugas sekolah, dan yang ketiga insya Allah saya akan selalu datang tepat waktu dan lebih awal.”


Guru         : “Baik, terima kasih Nanda. Ibu apresiasi untuk tanggung jawab mu dan kesadarannya, sekarang silakan kembali ke kelasnya.”


Nanda      : “Baik Bu, terima kasih.” (Nanda berdiri dan mencium tangan bu Gita)

 

  

 

B.   SKENARIO (MURID) 

 

Nanda adalah murid di SMA Merdeka Bangsa kelas XI C.1. Senin pagi Nanda bangun pada pukul 06.30 WIB. Nanda kaget saat melihat jam weker  di meja samping tempat tidurnya, ia pun langsung bergegas ke kamar mandi dan kebetulan karena sedang berhalangan sehingga Nanda tidak melaksanakan sholat subuh. Setelah bersih-bersih, Nanda siap berangkat pukul 06.50 WIB, sementara lamanya waktu perajalanan yang biasa dia tempuh adalah 20 menit bila kondisi lalu lintas tidak padat. Nanda segera memesan ojek online untuk mengantarkannya ke sekolah. Sesampainya di sekolah pukul 07.15 WIB karena kondisi jalanan agak macet. Nanda mendapati pintu gerbang sudah terkunci, dan dia melihat bu Mawar bersiap meninggalkan lokasi di pintu gerbang yang biasanya beliau menyambut murid-murid di hari Senin. 

Nanda berlari menghampiri pintu gerbang sambil memanggil bu Mawar kemudian memohon untuk mengizinkannya masuk dan mengikuti upacara bendera pada hari Senin. Bu Mawar mengizinkan Nanda masuk. Dan Nanda bisa mengikuti upacara bendera walau di barisan yang terpisah. Saat Istirahat Nanda dipanggil oleh bu Gita, wali kelasnya.

   

SKENARIO (MURID) / PERCAKAPAN


Di Taman Baca Sekolah, Bu Gita dan Nanda berbicara dengan santai 


SCENE SATU
 

Nanda     : “Assalaamualaikum bu Gita.”


Guru        : “Wa’alaikumussalaam Nanda, silakan duduk.” (bu Gita mempersilakan Nanda duduk di sampingnya, sambil membetulkan posisi duduknya)

Nanda     : “Maaf Bu, Ibu memanggil saya?”

Guru        : “Iya betul, bagaimana perasaannya Nanda hari ini?”


Nanda      : “Alhamdulillah senang Bu.”


Guru         : “Ibu dengar dari bu Mawar beberapa hari lalu Nanda terlambat ya, termasuk hari ini?”                   


Nanda     : “Iya Bu, saya datang terlambat sudah tiga kali dengan hari ini.” (Nanda menunduk tidak berani menatap bu Gita)


Guru        : “ Nanda, semua orang pernah melakukan kesalahan termasuk ibu juga, karena kita manusia bukan mahluk yang sempurna dan tak luput dari salah.” (bu Gita merubah posisi duduknya agak menghadap kearah Nanda yang masih menunduk)

                    “Ibu tidak akan mencari siapa yang salah dalam hal ini, tetapi ibu mengajak Nanda untuk bersama-sama kita mencari solusinya supaya Nanda tidak terlambat lagi.” (bu Gita berusaha membangun percaya diri Nanda dan menstabilkan identitasnya)


Nanda     : “Baik Bu.” (Nanda mengangguk sambil memandang bu Gita)

  


SCENE DUA

 


Guru        : “Boleh ibu tahu mengapa Nanda datang terlambat?”


Nanda     : “Saya bangunnya kesiangan Bu.” (Nanda menatap bu Gita sesaat, kemudian menunduk kembali)


Guru        : “Mengapa bangunnya kesiangan, sementara hari-hari sebelumnya Nanda bisa bangun lebih awal.”


Nanda     : ”Kedua orang tua saya sedang dinas ke luar kota Bu, jadi di rumah hanya ada saya dan si Bibi.”

                   “Bibi tidak berani membangunkan saya, dan saya tidurnya agak larut malam Bu karena saya mengerjakan tugas sekolah dan menulis cerpen.”

  

 

SCENE TIGA

 


Guru        : “Nanda masih ingat keyakinan kelas kita?” (bu Gita memegang pundak Nanda dengan lembut)


Nanda     : “Masih Bu.” (Nanda mengangguk kemudian menunduk kembali)


Guru        : “Kira-kira yang kamu lakukan ini sudah sesuai belum dengan keyakinan kelas kita?”


Nanda     : “Belum Bu.” (Nanda menatap bu Gita dengan lembut)


Guru        : “Keyakinan yang mana?”


Nanda     : “Kedisiplinan Bu.”


Guru        : “Iya betul, ternyata Nanda tahu.”

                   “Lalu, apakah Nanda punya solusi agar tidak datang terlambat lagi?”


Nanda     : “Iya Bu.” (Nanda tertegun sejenak)

                   “Pertama, saya akan meminta maaf kepada bu Mawar karena saya datang terlambat, kemudian yang kedua saya akan tidur lebih awal dan mengatur waktu menulis cerpen serta mengerjakan tugas sekolah, dan yang ketiga insya Allah saya akan selalu datang tepat waktu dan lebih awal.”


Guru        : “Baik, terima kasih Nanda. Ibu apresiasi untuk tanggung jawabmu dan kesadarannya, sekarang silakan kembali ke kelasnya.”


Nanda     : “Baik Bu, terima kasih.” (Nanda berdiri dan mencium tangan bu Gita)

 

  

 

KASUS 2 ...........................................................................................................................................

 


A.   SKENARIO (GURU)

Pak Raka adalah Guru Sosiologi di kelas X.1 SMA Mulia Bangsa. Pada saat pembelajaran Sosiologi pak Raka meminta murid-muridnya untuk mengumpulkan tugas mandiri yang diberikannya pekan lalu. Setelah murid-murid mengumpulkan tugasnya di meja guru, pak Raka menanyakan kepada semua murid, “apakah semuanya sudah mengumpulkan tugas?”. Murid-murid kelas X.1 menjawab dengan spontan secara bersama dan kompak, “sudah Pak.” Setelah mengajar di kelas X.1 pak Raka langsung menuju ke ruang guru untuk memeriksa dan menilai penugasan tersebut. 

Pak Raka kaget, setelah semua diperiksa dan dinilai, ternyata ada satu nama yang belum ada nilainya sementara buku penugasan sudah semua diperiksa. Sementara saat pak Raka mengabsen murid di kelas, semuanya hadir. Ternyata Kirana tidak mengumpulkan tugasnya. Dan pak Raka kecewa karena Kirana sudah berbohong dan tidak mengumpulkan tugasnya, beliau pun menceritakan peristiwa tersebut kepada bu Rini sebagai walikelasnya. Pak Raka minta tolong kepada bu Rini untuk menjembatani permasalahan tersebut dan menanganinya.

 

Nilai Kebajikannya :   1.   Tanggung jawab

                                       2.   Kejujuran

  

SKENARIO (GURU) / PERCAKAPAN

 

Di sebuah ruangan bu Rini berbicara dengan Kirana


Langkah 1   (Menstabilkan Identitas)

 


Kirana       : “Assalaamualaikum Bu.”


Guru          : “Wa’alaikumussalaam, Kirana.”

                     “Silakan duduk Kirana.” (bu Rini mempersilakan Kirana duduk di kursi yang ada di hadapannya)


Kirana       : “Baik, Bu.” (Kirana duduk di kursi yang ditunjuk oleh bu Rini)


Guru          : ”Kirana tahu mengapa kamu ibu panggil?”


Kirana       : “Iya Bu, mungkin berkaitan dengan tugas mata pelajaran Sosiologi, tadi pak Raka menyampaikan kekecewaannya kepada saya.” (Kirana menundukkan pandangannya dari tatapan bu Rini)


Guru          : “Pak Raka bilang apa?”


Kirana       : “Pak Raka menanyakan tentang tugas saya tidak ada di dalam kumpulan tugas murid yang lain dan saya tidak jujur saat ditanya di dalam kelas.”


Guru            “Kirana, semua orang pernah berbuat salah, begitupun Ibu, juga pak Raka. Hal ini wajar karena tidak ada manusia yang sempurna.”

                     “Dan setiap tindakan yang kita lakukan pasti ada alasannya.”


Kirana       : “Iya Bu.” (Kirana mengangguk sembari menatap bu Rini sejenak)

 

Langkah 2   (Memvalidasi Tindakan)

 


Guru          : “Kirana pasti punya alasan.” (bu Rini diam sejenak)

                     “Kenapa tidak mengumpulkan tugas mata pelajaran Sosiologi?”


Kirana       : “Iya Bu, saya belum selesai mengerjakannya, semalam saya kelelahan sehingga tidur cepat.” (Kirana menjawab dengan nada penyesalan)


Guru         : “Mengapa Kirana tidak mengangkat tangan untuk mengakui kalau belum mengumpulkan tugas saat ditanya pak Raka?”


Kirana       : “Saya malu dengan teman-teman yang lain, Bu.”

  

Langkah 3   (Menanyakan Keyakinan Kelas)

 


Guru          : “Kirana masih ingat dengan keyakinan kelas kita?”


Kirana       : “Masih Bu.” (Kirana menatap bu Rini)


Guru          : “Kira-kira yang Kirana lakukan ini sudah sesuai dengan keyakinan kelas kita belum?”


Kirana       : “Belum Bu.”


Guru          : “Keyakinan yang mana?”


Kirana       : “Selalu bertanggung jawab dan bersifat jujur, Bu.”


Guru          : “Iya betul, Kirana tahu itu.”

                     “Apakah Kirana punya solusi dalam menyelesaikan masalah ini?”


Kirana       : “Iya Bu” (Kirana menegakkan badannya dan menatap yakin kepada bu Rini)

                    “Pertama saya akan meminta maaf kepada pak Raka, karena sudah mengecewakannya. kemudian saya akan segera menyelesaikan tugas pelajaran Sosiologi dan langsung mengumpulkannya. Dan yang ketiga saya akan mengatur waktu belajar saya.”


Guru         : “Baik, terima kasih. Ibu mengapresiasi Kirana mau bertanggung jawab.” (bu Rini menatap Kirana sambil tersenyum)

                    “Sekarang Kirana boleh kembali ke kelas untuk melanjutkan istirahat.”


Kirana       : “Baik Bu, terima kasih. Saya permisi.” (Kirana berdiri dan mencium tangan bu Rini)

                     “Assalaamualaikum.” (Kirana melepaskan tangannya dan kemudian berlalu dari hadapan bu Rini yang juga sudah berdiri)


Guru          : “Wa’alaikumussalaam.” (bu Rini beranjak dari duduknya)

 

  

B.  SKENARIO (MURID)

Kirana adalah murid kelas X.1 di SMA Mulia Bangsa. Pada saat pembelajaran Sosiologi pak Raka meminta murid-muridnya untuk mengumpulkan tugas mandiri yang diberikannya pekan lalu. Kirana belum menyelesaikan tugas pelajaran Sosiologi, karena semalam Kirana kelelahan sehingga tidur lebih awal.

Setelah murid-murid mengumpulkan tugasnya di meja guru, pak Raka menanyakan kepada semua murid, “apakah semuanya sudah mengumpulkan tugas?”. Murid-murid kelas X.1 menjawab dengan spontan secara bersama dan kompak, “sudah Pak.” Kirana diam saja dan tidak berani untuk mengakui bahwa dirinya belum mengumpulkan tugas. Pada saat istirahat pertama Kirana menemui pak Raka yang sedang duduk di koridor sekolah. Dan pak Raka menyampaikan kekecewaannya kepada Kirana.

 

SKENARIO (MURID) / PERCAKAPAN

 

Di sebuah ruangan bu Rini berbicara dengan Kirana

 

SCENE SATU

 

Kirana       : “Assalaamualaikum Bu.”


Guru          : “Wa’alaikumussalaam, Kirana.”

                     “Silakan duduk Kirana.” (bu Rini mempersilakan Kirana duduk di kursi yang ada di hadapannya)


Kirana       : “Baik, Bu.” (Kirana duduk di kursi yang ditunjuk oleh bu Rini)


Guru         : ”Kirana tahu mengapa kamu ibu panggil?”


Kirana       : “Iya Bu, mungkin berkaitan dengan tugas mata pelajaran Sosiologi, tadi pak Raka menyampaikan kekecewaannya kepada saya.” (Kirana menundukkan pandangannya dari tatapan bu Rini)


Guru         : “Pak Raka bilang apa?”


Kirana       : “Pak Raka menanyakan tentang tugas saya tidak ada di dalam kumpulan tugas murid yang lain dan saya tidak jujur saat ditanya di dalam kelas.”


Guru          : “Kirana, semua orang pernah berbuat salah, begitupun Ibu, juga pak Raka. Hal ini wajar karena tidak ada manusia yang sempurna.”

                    “Dan setiap tindakan yang kita lakukan pasti ada alasannya.”


Kirana       : “Iya Bu.” (Kirana mengangguk sembari menatap bu Rini sejenak)

 

 

SCENE DUA

 


Guru          : “Kirana pasti punya alasan.” (bu Rini diam sejenak)

                     “Kenapa tidak mengumpulkan tugas mata pelajaran Sosiologi?”


Kirana       : “Iya Bu, saya belum selesai mengerjakannya, semalam saya kelelahan sehingga tidur cepat.” (Kirana menjawab dengan nada penyesalan)


Guru          : “Mengapa Kirana tidak mengangkat tangan untuk mengakui kalau belum mengumpulkan tugas saat ditanya pak Raka?”


Kirana       : “Saya malu dengan teman-teman yang lain, Bu.”

 

SCENE TIGA

 


Guru          : “Kirana masih ingat dengan keyakinan kelas kita?”


Kirana       : “Masih Bu.” (Kirana menatap bu Rini)


Guru          : “Kira-kira yang Kirana lakukan ini sudah sesuai dengan keyakinan kelas kita belum?”


Kirana       : “Belum Bu.”


Guru          : “Keyakinan yang mana?”


Kirana       : “Selalu bertanggung jawab dan bersifat jujur, Bu.”


Guru          : “Iya betul, Kirana tahu itu.”

                     “Apakah Kirana punya solusi dalam menyelesaikan masalah ini?”


Kirana       : “Iya Bu” (Kirana menegakkan badannya dan menatap yakin kepada bu Rini)

                    “Pertama saya akan meminta maaf kepada pak Raka, karena sudah mengecewakannya. kemudian saya akan segera menyelesaikan tugas pelajaran Sosiologi dan langsung mengumpulkannya. Dan yang ketiga saya akan mengatur waktu belajar saya.”


Guru          : “Baik, terima kasih. Ibu mengapresiasi Kirana mau bertanggung jawab.” (bu Rini menatap Kirana sambil tersenyum)

                     “Sekarang Kirana boleh kembali ke kelas untuk melanjutkan istirahat.”


Kirana       : “Baik Bu, terima kasih. Saya permisi.” (Kirana berdiri dan mencium tangan bu Rini)

                     “Assalaamualaikum.” (Kirana melepaskan tangannya dan kemudian berlalu dari hadapan bu Rini yang juga sudah berdiri)


Guru          : “Wa’alaikumussalaam.” (bu Rini beranjak dari duduknya)




Channel Education

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTING BEFORE