Pembelajaran 3
DIALOG DALAM CERPEN
Dalam sebuah cerpen, tentunya tidak mengenakkan jika keseluruhannya terdiri dari narasi ataupun deskripsi panjang yang tak ada habisnya. Tentunya pembaca akan bosan dengan isi cerpen seperti itu.
Adanya dialog dalam sebuah cerpen membuat cerpen menjadi lebih hidup. Upaya penulis untuk menunjukkan (showing) dalam cerpennya, mengajak pembaca untuk masuk ke dalam cerita, memahami setiap karakter tokoh cerita.
DIALOG TAG
Dialog tag adalah frasa yang berada setelah dialog untuk menginformasikan identitas si pengucap dialog itu sendiri. Dialog tag berfungsi untuk menunjukkan ke pembaca bahwa karakter tokoh siapa yang sedang berbicara.
Tanda baca akhir suatu percakapan yang memiliki dialog tag bukanlah tiitk (.), melainkan koma (,). Oleh karena itu, dialog tag diawali dengan huruf nonkapital atau kecil. selain itu, jika ada tanda baca lain seperti tanda tanya (?) dan seru (!), penulisan huruf awal setelah petik tetap ditulis kecil atau nonkapital.
Biasanya, dalam dialog tag ada beberapa kata yang sering digunakan, seperti ucap, ujar, kata, tutur, panggil, sapa, ajak, tanya, pesan, dan lain sebagainya.
Berikut ini beberapa contoh kalimat langsung yang menggunakan dialog tag.
- “Aku belum makan,” kata Udin.
- Nenek berkata, “Kalau mau ke pasar, jangan lupa membeli buah-buahan.”
DIALOG AKSI
Dialog aksi adalah dialog yang tidak diikuti frasa yang menginformasikan identitas, melainkan dialog yang diikuti dari si pengucap. Dalam hal ini, setelah dialog terdapat kata-kata atau bahkan kalimat yang berupa aksi pada sebuah percakapan.
Pada dialog aksi ini, tanda baca akhir yang biasa digunakan setalah dialog selesai adalah tanda titik (.). Oleh karena itu, penulisan huruf pertama setelahnya harus kapital.
Secara singkat, mau di mana pun letaknya, dialog aksi harus menggunakan huruf awal kapital. Jika setelah dialog adalah aksi maka penulisannya diawali dengan huruf kapital.
Berikut ini beberapa contoh kalimat langsung yang memiliki dialog aksi setelahnya.
- “Baik, aku akan ke sana sekarang.” Udin segera berlari menuju mobilnya.
- “Apa saja yang Ibu beli di pasar?” Adik memeriksa belanjaan Ibu, mencari apakah ada makanan favoritnya.
TATA CARA MENULIS DIALOG YANG BENAR
1. Penggunaan tanda titik di akhir dialog
Contoh salah : “Aku yakin dia pelakunya”.
Contoh benar : “Aku yakin dia pelakunya.”
Tanda baca ditempatkan sebelum tanda kutip di akhir dialog.
Apabila di iringi narasi, maka ketentuannya seperti ini :
Contoh salah : “Dia memang sangat berani.” menatap Toni kagum.
Contoh benar : “Dia memang sangat berani.” Menatap Toni kagum.
Apa yang membedakannya? (Huruf awal narasi).Ya, huruf awal narasi harus di dahului oleh huruf kapital.Jika narasinya berada di awal, maka ketentuannya seperti ini :
Contoh salah : Adi tersenyum, “Kamu adalah sahabat terhebat.”
Contoh benar : Adi tersenyum. “Kamu adalah sahabat terhebat.”
Perbedaannya apa? (Penggunaan tanda baca).Yang pertama kenapa salah? Karena menggunakan tanda baca (,) yang seharusnya (.)
2. Penggunaan tanda koma di akhir dialog
Biasanya, digunakan bersamaan dengan dialog tag.
Contoh salah : “Aku yang membuang karung itu.” Ungkap Dani.Contoh benar : “Aku yang membuang karung itu,” ungkap Dani.
Dimana perbedaannya?
Coba perhatikan. Contoh awal, tanda bacanya adalah (.) yang seharusnya (,).
Kemudian, huruf awal setelah dialog adalah besar. Padahal, seharusnya huruf awalnya adalah kecil.
Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh salah : Sandra berkata. “Sepatu barumu kupinjam.”
Contoh benar : Sandra berkata, “Sepatu barumu kupinjam.”
Nah, frase sejenis “Ungkap Dani” dan “Sandra berkata” itulah yang disebut sebagai Dialog Tag.
3. Penggunaan tanda seru di akhir dialog.
Tanda seru biasanya di gunakan untuk menegaskan, memberi peringatan, ungkapan marah dan berteriak.
Perhatikan contoh A
Contoh salah : “Pergi dari hadapanku sekarang.” bentak Rudi.
Contoh benar : “Pergi dari hadapanku sekarang!” bentak Rudi.
Kenapa contoh awal salah dan contoh kedua benar?
Lihatlah narasi setelah dialog. Di situ, narasinya adalah “Bentak” yang mana sudah pasti intonasinya tinggi, bukan? Untuk itulah, tanda bacanya menggunakan (!).
Perhatikan contoh B
Contoh salah : “Aku tidak sebejat itu!” ucapnya lirih.
Contoh benar : “Aku tidak sebejat itu …” ucapnya lirih.
Kenapa contoh awal salah? Padahal, itu sebuah bentuk penegasan. Dia menegaskan bahwa dia tidak sebejat yang orang kira.
Kalau dilihat dari segi ungkapan memang benar. Lalu apa yang salah? Narasinya.
Coba perhatikan lebih detail. Penulis memberi narasi “ucapnya lirih.” yang mana kata lirih intonasinya rendah. Tidak sesuai dengan pengertian tanda seru itu sendiri, bukan?
Jadi, harus di perhatikan baik-baik.
“Aku tidak sebejat itu!” (Benar)
4. Penggunaan tanda tanya di akhir dialog
Tanda tanya digunakan untuk melenggapi kalimat tanya.
Contoh salah : “Apa yang terjadi di sini?”, Tanya Kayla.
Contoh benar : “Apa yang terjadi di sini?” tanya Kanza.
- Setiap dialog selalu masuk ke alinea baru, kecuali dialog yang dipotong sedikit, lalu dilanjutkan
------"Mau kemana?" tanyaku. (alinea baru)
------"Mau tahu aja, itu urusanku," jawabnya. (alinea baru)------"Tapi keselamatanmu juga urusanku," sanggahku sambil menangis, "jangan tinggalkan aku." (alinea baru - sambungannya tidak)
- Perhatikan dialog (petik pertama) pada baris pertama dan kedua masuk alinea baru sekalipun halamannya masih muat. Petik keempat pada baris tiga tidak masuk alinea baru karena dialognya masih lanjutan dari petik sebelumnya hanya dijeda sedikit narasi.
- Huruf pertama nempel (tanpa spasi) dengan kutip buka dan tanda baca/huruf terakhir nempel dengan kutip tutup.
"Mau ke mana?" = Contoh benar
" Mau ke mana ?" = Contoh salah (ada spasi)
DIALOG TAG ANTARA DUA DIALOG
BUATLAH SEBUAH CERITA DENGAN ILUSTRASI SEPERTI GAMBAR DI ATAS DENGAN KONFLIK YANG KUAT DAN HAPPY ENDING
Genre Romance, maksimal 500 Kata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar