Ki Hajar Dewantara |
DASAR-DASAR PENDIDIKAN
Tulisan ini diposting sebagai tugas dari Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 11
1.
Arti Dan Maksud Pendidikan
Kata pendidikan dan pengajaran sejatinya
adalah berbeda. Pengajaran itu sendiri adalah bagian dari pendidikan.
Pengajaran adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau berfaedah buat hidup
anak-anak, baik lahir maupun batin.
Sedangkan pendidikan diartikan sebagai
tuntunan, dimana pendidik menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia maupun sebagai anggota Masyarakat.
2.
Tuntunan dalam Hidup
Pendidikan itu adalah tuntunan dalam tumbuh
kembangnya anak-anak. Artinya anak-anak itu tumbuh dengan watak, karakter dan
kecakapan yang tidak bisa kita tentukan sebagai pendidik. Mereka tumbuh sebagai
manusia dengan kodratnya sendiri yang sudah terbentuk baik secara lahir maupun
tumbuh di lingkungan yang mereka tidak bisa memilih. Kita sebagai pendidik
hanya bisa memberikan kekuatan kodrat itu dalam tumbuh kembangnya anak-anak
tersebut.
Pendidik itu diibaratkan seorang petani. Saat
petani menanam padi, petani tidak bisa mengubah bentuk benih tersebut. Petani
hanya bisa membersamai bagaimana padi itu tumbuh sesuai harapan, bisa dengan
cara memberi pupuk pada tanahnya agar padi mendapatkan nutrisi yang cukup.
Setiap hari harus disiram agar tetap mendapatkan air perbaiki pengairannya.
Kemudian bila ada hama pengganggu maka kita beri perlakuan agar hama tidak
merusak tanaman itu. Dengan cara memelihara tanaman itulah pengumpamaan
pendidik menuntun murid-muridnya tumbuh kembang di sekolah dan di lingkungan
tempat tinggalnya.
3.
Pendidikan yang Berpihak kepada Murid
Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan itu
pada umumnya adalah segala daya Upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti
(kekuatan batin), pikiran (intelektual) dan jasmani anak-anak dalam memajukan
kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak selaras dengan
alamnya dan masyarakatnya. Sehingga segala syarat, usaha dan cara pendidikan
harus sesuai dengan kodratnya.
Pembelajaran harus berpihak kepada murid,
dimana pendidik harus memperhatikan kebutuhan tumbuh kembangnya murid agar
tercapai kesempurnaan hidup, keselamatan dan kebahagiaan. Pendidik, seperti
petani, bisa membersamai muridnya dengan menjadi fasilitator, sebagai teman, sebagai
motivator dan sebagai orang tua. Pendidik menjadi teladan dan contoh bagi
muridnya, menjadi panutan dalam tumbuh kembangnya terutama dalam hal budi
pekerti.
Ki Hajar Dewantara mengemukakan gagasan dalam
konsep dasar pendidikan dengan semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya
Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani.
Pertama, Ing Ngarso Sung Tulodo artinya Di
depan menjadi contoh. Pendidik harus menjadi contoh dan teladan yang baik bagi
murid-muridnya, karena guru yang menuntun dan mengarahkan tumbuh kembangnya
murid.
Kedua, Ing Madya Magun Karso, di tengah membangun
semangat. Pendidik harus membersamai murid, memberi ruang dalam menyampaikan
serta mengembangkan ide dan gagasannya, guru bisa menjadi fasilitator, dan teman.
Ketiga, Tut Wuri Handayani, di belakang memberikan
dorongan. Pendidik harus mengetahui kebutuhan murid dalam tumbuh kembangnya.
Selalu memberikan motivasi dan membentuk kepribadian yang mandiri agar dapat
menjawab tantangan zaman di kemudian hari.
4.
Pendidikan Budi Pekerti
Budi pekerti atau watak diartikan sebagai bulatnya
jiwa manusia. Dalam pendidikan kurikulum merdeka kita kenal dengan karakter.
Watak atau budi pekerti bersifat tetap. Budi pekerti, watak atau karakter merupakan
hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan
sehingga menimbulkan tenaga. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa budi berarti
pikiran (cipta), perasaan (rasa) dan kemauan (karsa), sedangkan pekerti adalah
tenaga.
Dengan adanya budi pekerti yang membersamai
dalam pendidikan bisa membangun peradaban yang sejatinya menjadi tuntunan bagi
umat manusia. Mengolah budi pekerti mulai dari pikirannya, perasaannya,
kemauannya dengan kemasan yang baik mendapat tuntunan dari guru sebagai pendidik
akan menjadi tenaga yang luar biasa.
5.
Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
Bila Murid diibaratkan planet-planet pada
tata surya, maka setiap planet itu memiliki sifat dan kondisi yang berbeda,
begitu juga dengan kecepatannya dalam berputar atau bergerak. Oleh sebab itulah
pendidik harus mengenal Kodrat alamnya murid, watak karakter dan lingkungan
tempat murid tumbuh agar bisa memahami perkembangan sosial budaya dari murid.
Perubahan zaman pun tidak bisa dihindari
bahwa di beberapa tahun yang lalu dan beberapa tahun ke depan akan terjadi
perubahan. Pendidik harus memahami bahwa pendidikan itu harus menyesuaikan
dengan zamannya. Berikan ruang dan kesempatan kepada murid agar mereka bisa berkembang
di zamannya dan tidak tergilas oleh perubahan.
Sebagai refleksi bahwa saya sebagai pendidik ternyata
banyak kurangnya di dalam membersamai tumbuh kembang murid. Dengan adanya
pemahaman dari filosofi Ki Hajar Dewantara bisa membuka wawasan dan menambah pengetahuan
tentang pola pikir dan tindakan terhadap tumbuh kembang murid.
Berikut contoh video di kelas Ecoprint 2, sebagai relevansinya dengan pembelajaran yang berpihak pada murid, di mana guru menuntun murid dalam bekerjasama dan menemukan keberhasilan dalam pencapaian dan murid sangat bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar