Dataran Tinggi Dieng

Dataran Tinggi Dieng
PUNCAK SIKUNIR, DATARAN TINGGI DIENG

Sabtu, 29 Juni 2024

KILAS BALIK FILOSOFI PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

Ki Hajar Dewantara


DASAR-DASAR PENDIDIKAN

Tulisan ini diposting sebagai tugas dari Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 11

 

1.            Arti Dan Maksud Pendidikan

Kata pendidikan dan pengajaran sejatinya adalah berbeda. Pengajaran itu sendiri adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau berfaedah buat hidup anak-anak, baik lahir maupun batin.

Sedangkan pendidikan diartikan sebagai tuntunan, dimana pendidik menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota Masyarakat.


2.            Tuntunan dalam Hidup

Pendidikan itu adalah tuntunan dalam tumbuh kembangnya anak-anak. Artinya anak-anak itu tumbuh dengan watak, karakter dan kecakapan yang tidak bisa kita tentukan sebagai pendidik. Mereka tumbuh sebagai manusia dengan kodratnya sendiri yang sudah terbentuk baik secara lahir maupun tumbuh di lingkungan yang mereka tidak bisa memilih. Kita sebagai pendidik hanya bisa memberikan kekuatan kodrat itu dalam tumbuh kembangnya anak-anak tersebut.

Pendidik itu diibaratkan seorang petani. Saat petani menanam padi, petani tidak bisa mengubah bentuk benih tersebut. Petani hanya bisa membersamai bagaimana padi itu tumbuh sesuai harapan, bisa dengan cara memberi pupuk pada tanahnya agar padi mendapatkan nutrisi yang cukup. Setiap hari harus disiram agar tetap mendapatkan air perbaiki pengairannya. Kemudian bila ada hama pengganggu maka kita beri perlakuan agar hama tidak merusak tanaman itu. Dengan cara memelihara tanaman itulah pengumpamaan pendidik menuntun murid-muridnya tumbuh kembang di sekolah dan di lingkungan tempat tinggalnya.


3.            Pendidikan yang Berpihak kepada Murid

Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan itu pada umumnya adalah segala daya Upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelektual) dan jasmani anak-anak dalam memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak selaras dengan alamnya dan masyarakatnya. Sehingga segala syarat, usaha dan cara pendidikan harus sesuai dengan kodratnya.



Gambar 1. Demontrasi Percobaan dalam Lomba KIR


Pembelajaran harus berpihak kepada murid, dimana pendidik harus memperhatikan kebutuhan tumbuh kembangnya murid agar tercapai kesempurnaan hidup, keselamatan dan kebahagiaan. Pendidik, seperti petani, bisa membersamai muridnya dengan menjadi fasilitator, sebagai teman, sebagai motivator dan sebagai orang tua. Pendidik menjadi teladan dan contoh bagi muridnya, menjadi panutan dalam tumbuh kembangnya terutama dalam hal budi pekerti.

Ki Hajar Dewantara mengemukakan gagasan dalam konsep dasar pendidikan dengan semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani.

Pertama, Ing Ngarso Sung Tulodo artinya Di depan menjadi contoh. Pendidik harus menjadi contoh dan teladan yang baik bagi murid-muridnya, karena guru yang menuntun dan mengarahkan tumbuh kembangnya murid.

Kedua, Ing Madya Magun Karso, di tengah membangun semangat. Pendidik harus membersamai murid, memberi ruang dalam menyampaikan serta mengembangkan ide dan gagasannya, guru bisa menjadi fasilitator, dan teman.

Ketiga, Tut Wuri Handayani, di belakang memberikan dorongan. Pendidik harus mengetahui kebutuhan murid dalam tumbuh kembangnya. Selalu memberikan motivasi dan membentuk kepribadian yang mandiri agar dapat menjawab tantangan zaman di kemudian hari.


4.            Pendidikan Budi Pekerti

Budi pekerti atau watak diartikan sebagai bulatnya jiwa manusia. Dalam pendidikan kurikulum merdeka kita kenal dengan karakter. Watak atau budi pekerti bersifat tetap. Budi pekerti, watak atau karakter merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa budi berarti pikiran (cipta), perasaan (rasa) dan kemauan (karsa), sedangkan pekerti adalah tenaga.

Dengan adanya budi pekerti yang membersamai dalam pendidikan bisa membangun peradaban yang sejatinya menjadi tuntunan bagi umat manusia. Mengolah budi pekerti mulai dari pikirannya, perasaannya, kemauannya dengan kemasan yang baik mendapat tuntunan dari guru sebagai pendidik akan menjadi tenaga yang luar biasa.

Gambar 2. Pengalaman Belajar bersama Pelatih dari Rindam Jaya


5.            Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Bila Murid diibaratkan planet-planet pada tata surya, maka setiap planet itu memiliki sifat dan kondisi yang berbeda, begitu juga dengan kecepatannya dalam berputar atau bergerak. Oleh sebab itulah pendidik harus mengenal Kodrat alamnya murid, watak karakter dan lingkungan tempat murid tumbuh agar bisa memahami perkembangan sosial budaya dari murid.

Gambar 3. Guru membersamai Murid Belajar Sosial Budaya


Perubahan zaman pun tidak bisa dihindari bahwa di beberapa tahun yang lalu dan beberapa tahun ke depan akan terjadi perubahan. Pendidik harus memahami bahwa pendidikan itu harus menyesuaikan dengan zamannya. Berikan ruang dan kesempatan kepada murid agar mereka bisa berkembang di zamannya dan tidak tergilas oleh perubahan.

 

Sebagai refleksi bahwa saya sebagai pendidik ternyata banyak kurangnya di dalam membersamai tumbuh kembang murid. Dengan adanya pemahaman dari filosofi Ki Hajar Dewantara bisa membuka wawasan dan menambah pengetahuan tentang pola pikir dan tindakan terhadap tumbuh kembang murid.


Berikut contoh video di kelas Ecoprint 2, sebagai relevansinya dengan pembelajaran yang berpihak pada murid, di mana guru menuntun murid dalam bekerjasama dan menemukan keberhasilan dalam pencapaian dan murid sangat bahagia.


                                                 Video 1.  Kelas Ecoprint; Mencetak Mug Ecoprint

Murid merencanakan kegiatan, mengemasnya dan guru sebagai fasilitator serta sahabat dalam membersamai murid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTING BEFORE